Penemu Teleskop: Galileo Galilei

Langit selalu menyimpan misteri bagi khazanah pengetahuan manusia. Ilmu pengetahuan kemudian dijadikan salah satu alat “membedah” kekayaan langit. Alhasil, dengan beberapa perangkat canggih kita sudah bisa mengidentifikasi benda-benda yang ada di langit. Salah satu alat yang paling populer digunakan untuk mengamati fitur astronomis adalah teleskop. Saat ini ada banyak jenis teleskop. Yang terbaru bahkan bisa kita gunakan untuk menyaksikan penampakan bintang yang jaraknya ratusan tahun cahaya dari planet bumi. Pernah menggunakan teleskop? Jika iya, pernahkah Anda bertanya siapa tokoh penemu teleskop tersebut? Jawabannya adalah Galileo Galilei, si Bapak Astronomi dunia.

Lebih Dekat Dengan Galileo


Galileo Galilei merupakan ilmuan hebat yang tercatat dalam sejarah. Ia lahir di Kota Pisa pada tahun 1564. Galileo muda menempuh pendidikan di Universitas Pisa, namun kemudian ia mandek dikarenakan urusan keuangan. Meski demikian, di tahun berikutnya tepatnya 1589, ia mampu memperoleh posisi pengajar di Universitas Pisa. Tak lama kemudian ia memutuskan untuk keluar dan bergabung dengan Universitas Padua. Saat mengajar di sekolah inilah kemudian Galileo aktif meneliti dan menemukan banyak penemuan brilian.

Selain menjadi tokoh penemu teleskop serta benda-benda bermanfaat lainnya, Galileo juga aktif mengkaji teori-teori yang dikukuhkan ilmuan lainnya. Salah satu teori yang ia bantah adalah pernyataan Aristoteles yang menyatakan bahwa benda dengan massa yang besar akan jatuh lebih cepat ketimbang benda yang ringan. Galileo membantah teori ini dan menyatakan bahwa kecepatan jatuh sebuah benda ikut dipengaruhi oleh tekanan udara. Teori Galileo ini juga dilengkapi dengan analisa matematis sehingga sangat akurat.

Hal lain yang perlu diketahui dari kisah hidup penemu teleskop ini adalah keberaniannya menyatakan yang salah adalah salah dan yang benar tetap benar. Galileo semasa hidupnya dikenal berani membantah pendapat gereja terkait teori bumi-sentris. Para punggawa gereja menajarkan bahwa bumilah yang menjadi pusat segalanya. Hal ini dibantah oleh Copernicus dan menyatakan bahwa pusat segalanya adalah matahatri dan bumi bergerak mengitarinya. Galileo sependapat dengan Copernicus, maka itu ia dianggap musuh oleh kaum Gereja. Beberapa kali ia mendapatkan teguran dan hukuman dari pihak gereja. Namun ia tetap kukuh pada pendiriannya. Bahkan pada tahun 1632, ia berhasil menerbitkan karya tulisnya yang sebagian isinya mendukung pendapat Copernicus. Meski kaum gereja tidak bereaksi keras, namun kala itu giliran Pemerintah  berkuasa yang gerah dan akhirnya menyeret Galileo ke muka pengadilan dengan ancaman melanggar peraturan tahun 1616. Hasilnya, ia dinyatakan bersalah namun tetap dijatuhi hukuman yang tak seberapa.