Alessandro Volta Tokoh Penemu Batu Baterai

Dalam kehidupan sehari-hari baterai, atau kadang juga disebut batu baterai, sangat mudah dijumpai. Banyak peralatan elektronik yang menggunakan baterai sebagai sumber energi untuk menjalankan fungsinya. Batu baterai ini terdiri atas beberapa komponen pendukung yakni batang karbon yang berfungsi sebagai anode, seng atau Zn yang berperan sebagai katode dan pasta yang berperan sebagai elektron atau penghantar energi. Jenis baterai ini sendiri ada dua, yakni yang habis pakai dan yang bisa diisi lagi. Penggunaan batu baterai ini bisa dijumpai pada perangkat elektronik seperti senter, jam, hingga handphone. Nah, mengingat begitu pentingnya benda ini, rasanya tak ada salahnya jika kita mengetahui tokoh penemu batu baterai tersebut. Dia adalah Alessandro Volta.

Berkenalan Lebih Dekat Dengan Tuan Volta


Penemu batu baterai ini berasal dari Italia. Ia lahir di sebuah kota bernama Como yang terletak di wilayah Lambardia pada tahun 1745. Ia kemudian wafat di kota yang sama tempat di mana ia dilahirkan, yakni Como di tahun 1827 di usia 82 tahun. Volta kabarnya seorang bangsawan terkemuka. Ia terlahir di keluarga yang terpandang bersama dengan 8 saudaranya yang lain.

Volta dikenal sebagai seorang ahli fisika, pengarang, ahli kimia, dan seorang guru besar. Ia menemukan batu baetai atau yang dahulu dikenal dengan istilah “tumpukan Volta” di tahun 1800. Selain menjadi penemu batu baterai, sesungguhnya Volta juga berjasa menemukan kondensator, pistol listrik, lampu udara dan juga eudimeter. Selain alat-alat yang disebutkan sebelumnya, Alessandro Volta juga menemukan peralatan yang dikenal dengan nama elektrofikus, yakni alat yang mampu menghasilkan muatan energi listrik dengan cara induksi. Berkat alat ini, Volta kemudian diangkat menjadi seorang guru besar di Universitas Pavia. Tahun berikutnya ia kemudian berhasil menciptakan alat yang terkait dengan listrik statis. Berkat penemuannya ini kemudian ia diangkat menjadi anggota dari Royal Society yakni perkumpulan ilmuan yang termasyur di Eropa. Selain itu, Volta juga diganjar hadiah Mendali Copley.

Dalam masa karirnya, Volta pernah mengalami perseteruan dengan ilmuan lain bernama Galvani, seorang ahli fisiologi yang sesungguhnya juga sahabat Volta. Galvani berpendapat bahwa kaki katak bisa menghasilkan energi listrik apabila ia diikat di tembaga dan kemudian disentuh dengan besi maka kaki katak akan berdenyut. Volta memberikan sanggahan pada pendapat tersebut dan menyatakan bahwa listrik tersebut sesungguhnya berasal dari tembaga dan bukan dari daging katak tersebut. Selama 6 tahun lamanya mereke bersebrangan pedapat. Dan baru pada tahun 1800 teori yang dikemukakan Galvani gugur dengan berhasilnya Volta menjadi penemu batu baterai dan menguatkan teorinya mengenai listrik statis pada tembaga.