Johannes Gutenberg, Si Penemu Mesin Cetak

penemu mesin cetak
Buku merupakan ladang ilmu yang mendorong kemajuan zaman. Kehadiran buku di tengah masyarakat telah menjadikan dunia lebih berwarna. Tanpa buku, ilmu pengetahuan boleh jadi hanya dimiliki oleh segelintir kaum. Berbicara soal buku, kita tak bisa menghindar dari mesin cetak. Dahulu buku atau kitab dibuat secara manual. Kelemahannya, jumlah buku yang tercipta sangat terbatas. Tujuan buku pun dahulu hanya sebatas arsip semata. Dengan lahirnya mesin cetak, dimulailah peradaban yang sesungguhnya. Di mana buku bisa dicetak dalam jumlah yang banyak dan seragam. Mesin cetak ini secara tidak langsung mendorong lahirnya dunia baru. Dunia dengan cakrawala ilmu yang cakupannya lebih luas. Nah, pertanyaannya, tahukah Anda siapa tokoh yang diakui dunia sebagai penemu mesin cetak? Jawabannya tentu saja Johann Gutenberg.

Siapa Johann Gutenberg? 


Johannes Gensfleisch zur Laden zum Gutenberg atau yang biasa disingkat menjadi Johann Gutenberg merupakan tokoh dunia berkebangsaan Jerman yang didaulat sebagai penemu mesin cetak. Tak banyak catatan mengenai kapan ia lahir. Hanya saja para ahli sejarah memperkirakan kelahirannya berkisar pada tahun 1398 di kota bernama Mainz. Johannes Gutenberg berprofesi sebagai pandai besi. Ia merupakan anak bungsu dari pedagang kelas atas di Jerman bernama Friele Gensfleisch zur Laden. Gutenberg menghabiskan hampir separuh hidupnya sebagai tukang emas. Saat terjadi pemberontakan di kota Mainz, ia kemudian berpindah ke kota Strasbourg. Di kota ini ia berprofesi sebagai penempa logam dan menjadikannya hiasan yang kemudian ia jual. Setelah keadaan di Mainz normal, Gutenberg memutuskan untuk kembali ke kota tersebut dan menggeluti profesi tukang emas lagi. Johannes Gutenberg wafat pada tahun 1468. Dunia mengenangnya sebagai penemu mesin cetak dan pembuat Alkitab Gutenberg yang terkenal dengan teknik pembuatan yang luar biasa.

Benarkah Gutenberg Penemu Mesin Cetak?


Boleh dikata, puncak kejayaan Gutenberg ada pada tahun 1450-an dimana ia berhasil menemukan mesin cetak. Kata menemukan ini sebenarnya masih polemik sebab faktanya, jauh sebelum Gutenberg, Bangsa Cina juga Korea sudah mengenal mesin cetak sederhana. Jadi, kata “menemukan” banyak dikoreksi menjadi “penyempurna” mesin cetak yang sudah lama ada. Namun harus pula diakui bahwa mesin cetak di Cina juga Korea pada saat itu belum menggunakan huruf cetak yang bergerak sehingga buku yang dihasilkan juga sangat terbatas. Lain halnya dengan ciptaan Gutenberg yang mampu mencetak buku dalam jumlah yang lebih banyak. Beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa oleh karena mesin inilah sehingga perkembangan Bangsa Eropa kemudian mengungguli bangsa-bangsa di Asia yang saat itu masih menggunakan mesin cetak dengan hasil terbatas.

Kisah awal sang penemu mesin cetak ini cukup menarik untuk disimak sebab ia berkaitan erat dengan kebangkitan protestan di tangan Martin Luther King. Gutenberg, merupakan tokoh yang menciptakan alat cetak sederhana yang tujuan awalnya untuk mencetak surat pengampunan dalam jumlah banyak. Namun sayangnya, surat pengampunan itu digunakan sesuka hati oleh beberapa pihak yang melahirkan gerakan pembebasan gereja oleh Martin Luther King. Di sisi lain,  Gutenberg kemudian dicap bersalah. Tapi setelah kejadian tersebut, ia kemudian dikenang dengan nama yang harum sebab ia berhasil mencetak kitab bagi umat kristiani. Kitab ini kemudian dikenal sebagai kitab tertua yang lahir dari mesin cetak.